Inspirasi Pagi

💎 *MERAIH KEBAHAGIAN DENGAN ILMU* 💎
_(Bagian Kelima)_

👉🏼 *KEBAHAGIAN APA YANG BISA KITA DAPAT DARI ILMU AGAMA* ❓

1⃣ *Bahagia dengan Kehidupan Hati*

Salah satu ciri dan keutamaan ilmu agama adalah menghidupkan. Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam al-Qur’an,

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan apakah orang yang tadinya mati kemudian Kami hidupkan dia dan Kami berikan kepadanya cahaya, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” *[QS. al-An’am: 122]*

Ayat ini ditafsirkan oleh Syeikh Abdurrahman Nashir As Sa’di rahimahullah dengan berkata: “Apakah orang yang sebelumnya tidak diberi hidayah Allah, (seakan) mati dalam kegelapan kekufuran, kebodohan, dan maksiat lalu Kami (Allah) hidupkan orang itu dengan cahaya ilmu, keimanan, dan ketaatan kemudian ia menjadi orang yang berjalan di tengah manusia dalam cahaya yang menerangi urusan-urusannya, dalam keadaan diberi petunjuk di atas jalannya. Mengenal dan mengutamakan kebaikan, bersungguh-sungguh mempraktekannya pada dirinya dan orang lain. Mengenal keburukan dan benci dengan keburukan tersebut. Dia tinggalkan dan ia semangat dalam menghilangkan keburukan itu dari dirinya dan orang lain. Apakah orang seperti ini sama dengan orang yang berada dalam kegelapan ?
Gelapnya kebodohan, melampaui batas, kekufuran, dan gelapnya maksiat” *[Taisirul Karimir Rahman: 272]*

2⃣ *Bahagia Dengan Diangkatnya Derajat*

Orang-orang berilmu adalah orang berbahagia dengan diangkatnya derajatnya oleh Allah subhanahu wata’ala. Diangkat derajat adalah suatu kebahagiaan sebagaimana orang yang dinaikkan pangkatnya di dunia, maka orang yang terangkat derajatnya akan berbahagia. Apalagi yang mengangkat derajatnya adalah Allah subhanahu wata’ala, alangkah bahagianya orang itu. Allah ‘azza wa jalla berfirman,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” *[QS. Al Mujadalah: 11]*

Oleh karena itu kita melihat para ulama adalah orang-orang dipuji oleh manusia. Ketika namanya disebut maka banyak orang yang memberi penghargaan. Ini dunia…

Adapun di akhirat, maka derajat mereka akan diangkat sesuai dengan usaha dakwah kepada Allah yang mereka lakukan dan sesuai dengan amalan yang telah mereka kerjakan, demikian penjelasan Syeikh Utsaimin dalam kitabul Ilmu hal. 13.

3⃣ *Bahagia Mendapat Warisan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam*

Ilmu agama adalah warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena Nabi tidak mewariskan harta, emas, intan permata. Tapi Rasul mewariskan ilmu agama. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Ada sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Ath-Thabraani dalam Al Mu’jam Al Ausath (nomor 1429) dengan sanad hasan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ مَرَّ بِسُوقِ الْمَدِينَةِ فَوَقَفَ عَلَيْهَا فَقَالَ: يَا أَهْلَ السُّوقِ مَا أَعْجَزَكُمْ» قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: ذَاكَ مِيرَاثُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقْسَمُ وَأَنْتُمْ هَاهُنَا لَا تَذْهَبُونَ فَتَأَخُذُونَ نَصِيبَكُمْ مِنْهُ قَالُوا: وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِي الْمَسْجِدِ  فَخَرَجُوا سِرَاعًا إِلَى الْمَسْجِدِ وَوَقَفَ أَبُو هُرَيْرَةَ لَهُمْ حَتَّى رَجَعُوا فَقَالَ لَهُمْ: مَا لَكُمْ  قَالُوا: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَدْ أَتَيْنَا الْمَسْجِدَ فَدَخَلْنَا فَلَمْ نَرَ فِيهِ شَيْئًا يُقْسَمُ. فَقَالَ لَهُمْ أَبُو هُرَيْرَةَ : أَمَا رَأَيْتُمْ فِي الْمَسْجِدِ أَحَدًا  قَالُوا: بَلَى رَأَيْنَا قَوْمًا يُصَلُّونَ وَقَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَقَوْمًا يَتَذَاكَرُونَ الْحَلَالَ وَالْحَرَامَ فَقَالَ لَهُمْ أَبُو هُرَيْرَةَ : «وَيْحَكُمْ فَذَاكَ مِيرَاثُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya suatu ketika Abu Hurairah melewati pasar di kota Madinah, lalu beliau berhenti di sana. Beliau berkata, “Wahai orang-orang yang di pasar, alangkah ruginya kalian!”. Mereka menjawab: “Ada apa wahai Abu Hurairah?!”. Dia berkata: “Di sana ada warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang dibagikan, kenapa kalian masih di sini? Kenapa kalian tidak pergi ke sana mengambil bagian kalian?”. Mereka menjawab: “Di mana itu?!” Dia berkata: “Di Masjid.”Lalu orang-orang tadi bergegas menuju ke masjid, sedangkan Abu Hurairah masih tetap menunggu di pasar hingga orang-orang tadi kembali. Ketika mereka kembali ke pasar Abu Hurairah bertanya kepada mereka: “Kenapa kalian kembali?” Mereka manjawab: “Wahai Abu Hurairah! Sungguh kami telah pergi ke masjid dan kami tidak melihat apapun dibagikan di sana!” kemudian Abu Hurairah bertanya kepada mereka: “Bukankah kalian melihat ada orang di sana?” Mereka menjawab: “Tentu saja, kami melihat ada sekelompok orang yang sedang sholat, sekelompok yang lain sedang membaca Al Qur’an, dan sekelompok yang lain lagi sedang menyebutkan tentang perkara halal dan haram!” Maka Abu Hurairah berkata kepada mereka: “Sesungguhnya itulah warisan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

4⃣ *Bahagia Dengan Ketenangan Hati Dan Rahmat Allah*
Ilmu agama akan memberikan ketenangan hati dan kebahagiaan serta ramat dari Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana ini tergambar dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ  يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah dan saling mengajarkan diantara mereka, kecuali akan turun kepada mereka sakinah, mereka akan dilingkupi rahmat Allah, akan di naungi para malaikat, dan akan disebut-sebut namanya oelh Allah di hadapan malaikat yang ada disisiNya”

5⃣ *Bahagia Karena Dimudahkan Masuk Surga*

Seorang muslim yang mencari ilmu agama akan dimudahkan jalannya menuju syurga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya menuju syurga” *[HR. Muslim dari Abu Hurairah]*

6⃣ *Bahagia Dekat Dengan Allah*

Dan sungguh sangat indah apa yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim,

ولو لم يكن في العلم الا القرب من رب العالمين والالتحاق بعالم الملائكة وصحبة الملأ الاعلى لكفى به فضلا وشرفا فكيف وعز الدنيا والآخرة منوط به ومشروط بحصوله

“Seandainya keutamaan ilmu hanyalah kedekatan pada Rabbul ‘alamin (Rabb semesta alam), dikaitkan dengan para malaikat, berteman dengan penduduk langit, maka itu sudah mencukupi untuk menerangkan akan keutamaan ilmu. Apalagi kemuliaan dunia dan akhirat meliputi orang yang berilmu dan dengan ilmu menjadi syarat untuk mencapainya” *(Miftah Daaris Sa’adah, 1: 104).*

📝 *Ustadz Bambang Abu Ubaidillah Al Atsariy hafidzohulloh*

__ °•°•°•°•° __

📡 Yuk Tebar Dakwah Sunnah Bersama Kami Disini ⤵⤵

📲 Join Telegram: goo.gl/FXRzWo
🔎 Group WA Madrosah Sunnah :
085255376903 (Ikhwah)
085298052909 (Akhwat)
📷 InstaGram : goo.gl/xpi3jM
📱 Facebook: goo.gl/QTJ5hi
💻 Web: www.madrosahsunnah.or.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inspirasi Sore

Renungan malam

Renungan jelang Isya