Inspirasi Malam
Di Rohingya, Ibu Itu Tak Bisa Lagi Menangis
Denny JA
Ibu, aku ketemu malaikat itu lagi
Ia beri aku nasi
Kubagi buat ibu dan ayah
Kuberi juga buat temanku
Terdiam ibu sambil peluk anak bungsunya
Si bungsu mengigau lagi
Badannya terus menggigil
Sudah tiga hari ini si bungsu kelaparan
Kemarin terpaksa dimakannya juga
Nasi pemberian tetangga
Walau sudah basi
Dilihatnya bulan di langit memakai kain kafan
Tanah yang dipijaknya tebarkan harum
bunga kematian.
Dipeluknya terus si bungsu
"Oh anakku,
Ajalnya segera tiba."
Ibu terus berdoa
ya Allah turunkan pertolonganMU
Sudah habis air mataku
Tiada lagi aku daya
Kemarin seharian ia cari si sulung
Anaknya sudah lama hilang
Ia dengar anaknya diculik
Si sulung sudah dibunuh
Organ tubuh si sulung diperdagangkan
Ibu sudah punya firasat
Karena pagi tadi ia dengar pohon besar itu mengaji surat yasin.
Batu batu di tanah gersang itu
seolah mensholatkan mayat.
Kembali si bungsu berkata
Ibu, malaikat itu baik sekali
Ia beri aku obat
Diperbannya luka kaki
Itu luka segera sembuh
Kembali terdiam si Ibu
Dielusnya rambut si bungsu
Anaknya terus mengigau
Luka di kaki si bungsu semakin parah
Lalat berkerumun
Bau busuk itu tak lagi terasa
Ditenda itu tak ada lagi obat
Tak ada lagi makanan
Yang ada hanya kematian
Juga ada jeritan
Habis sudah air mata Ibu
Bulan lalu, ia sendiri diperkosa tentara
Itu si Ahmad, keponakannya
Kemarin dipenggal ia punya kepala
Minggu lalu, itu si Saleh kakaknya
Dibakar hidup-hidup
Tak lagi ada air di gelas itu
Bahkan gelas itu menyebarkan harum bunga kamboja
Bunga yang tumbuh di kuburan.
Air matapun kini ibu tak punya
Ia pun berdoa
ya Allah, jika memang tak berdosa
Buat aku dan anakku
Mati saja.
(Dunia semakin ramai
memberitakan 80 ribu anak anak Rohingya kelaparan.
Kekejaman yang terjadi tiada tara.
Sementara sang penguasa negeri
Terus mengelus-ngelus nobel perdamaian yang ia terima)
September 2017
Link: https://www.inspirasi.co/dennyja/35384_di-rohingya-ibu-itu-tak-bisa-lagi-menangis
Komentar
Posting Komentar