DAJJAL.

Dalam beberapa riwayat hadits Nabi saw ,beliau menginformasikan pada kita bahwa akan adanya sekelompok manusia dari umat Nabi yang lepas dari agama Islam sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya dengan sifat dan ciri-ciri yang Nabi sebutkan sebagai berikut dalam hadits-haditsnya:

1. Senantiasa membaca al-Quran, namun sabda Nabi bacaannya tidak sampai melewati tenggorokannya artinya tidak membawa bekas dalam hatinya.
2. Suka memerangi umat Islam .(membunuh ,mengkafirkan ,menyesatkan ,membid'ahkan ,mensyirikan amalan2 yang tdk sesuai dng mrk ).
3. Membiarkan orang-orang kafir ( bekerja sama untuk kerusakan ummat ).
4. Memperbagus ucapan, namun parkteknya buruk ( amalan berbeda dng lisan / ucapan ).
5. Selalu mengajak kembali pada al-Quran, namun sejatinya al-Quran berlepas darinya.
6. Bercukur gundul.
7. Berusia muda ( bersemangat tinggi ,militan ).
8. Lemahnya akal ( pemahaman agamanya lemah ).
9. Kemunculannya di akhir zaman.
10. Generasi mereka akan eksis hingga akhir zaman.

Nabi saw bersabda :

إنَّ مِن بعْدِي مِنْ أُمَّتِي قَوْمًا يَقْرَؤُنَ اْلقُرآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَلاَقِمَهُمْ يَقْتُلُوْنَ أَهْلَ اْلإسْلاَمِ وَيَدَعُوْنَ أَهْلَ اْلأَوْثَانِ، يَمْرُقُوْنَ مِنَ اْلإسْلاَمِ كمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مَنَ الرَّمِيَّةِ، لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ

“ Sesungguhnya setelah wafatku kelak akan ada kaum yang pandai membaca al-Quran tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala, mereka lepas dari Islam seperti panah yang lepas dari busurnya seandainya (usiaku panjang dan) menjumpai mereka (kelak), maka aku akan memerangi mereka seperti memerangi (Nabi Hud) kepada kaum ‘Aad “.
(HR. Abu Daud, kitab Al-Adab bab Qitaalul Khawaarij : 4738).

Nabi saw juga bersabda :

سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ الْفِعْلَ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ لاَ يَرْجِعُونَ حَتَّى يَرْتَدَّ عَلَى فُوقِهِ هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيقَةِ طُوبَى لِمَنْ قَتَلَهُمْ وَقَتَلُوهُ يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ

“ Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan, mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan, mereka lepas dari Islam sebagaimana anak panah lepas dari busurnya, mereka tidak akan kembali (pada Islam) hingga panah itu kembali pada busurnya. Mereka seburuk-buruknya makhluk. Beruntunglah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka “, para sahabat bertanya “ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “.
(Sunan Abu Daud : 4765).

Demikian pula dlm sabda Nabi lainnya :

سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمانِ قَومٌ أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ قَوْلَ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنَ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، فَإذَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ ، فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْراً لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ اْلقِيَامَة

“ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sebaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “.
(HR. Imam Bukhari 3342)

Jika kita mau mengkaji, meneliti dan merenungi sabda hadits2 Nabi saw ,dan melihat realita yang terjadi di tengah-tengah umat akhir zaman ini, maka sungguh sifat dan ciri-2 yang telah Nabi sebutkan di atas, telah sesuai dengan kelompok yang selalu teriak lantang kembali pada al-Quran dan hadits, kelompok puritan yang senantiasa mempermaslahkan urusan furu’iyyah ke tengah-tengah umat, kelompok yang mengaku mengikut manhaj salaf, kelompok yang senantiasa membawakan hadits-hadits Nabi saw, yaitu tidak ada lain adalah wahabi yang sekarang bermetomorfosis menjadi salafi.

Membaca al-Quran dan selalu membawakan hadist-2 Nabi adalah perbuatan baik dan mulia, namun mengapa Nabi menjadikan hal itu sebagai tanda kaum yang telah keluar dari agama tersebut ?
Tidak ada lain, agar umat ini tidak tertipu dengan jargon dan perilaku mereka yang seakan-akan membawa kebaikan bagi agama Islam. Ciri-2 mereka yang suka memerangi umat Islam, tidak samar dan tidak diragukan lagi, sejarah telah mencatat dan mengakui sejarah berdarah mereka di awal kemuculannnya, ribuan umat Islam dari kalangan awam maupun ulamanya telah menjadi korban berdarah mereka hanya karena melakukan amaliah yang mereka anggap perbuatan syirik dan kufur dan dianggap telah menentang dakwah mereka. Namun dengan musuh Islam yang sesungguhnya, justru mereka biarkan bahkan hingga saat ini mereka akrab dengan kaum kafir, adakah sejarahnya mereka memerangi kaum kafir ? ,tdk ada.

Di Timur Tengah tampak kejahilan2 kelompok ini dng berkolaborasi bersama dlm menciptakan instabilitas baik regional maupun internasional ,mrk begitu mesra dng menyediakan pangkalan2 militer kpd ngr2 pendukung penjajah zionis atas tanah rakyat Palestina dan melakukan kerusakan2 dimuka bumi dng membidani kelahiran "monster2" jagal manusia bernama ISIS dan berbagai istilah spt Jabhat2 organisasi teroris yang mrk istilahkan dng "mujahidin".

Ciri berikutnya adalah memperbagus ucapan namun prakteknya buruk, mereka jika berbicara dengan lawannya selalu mengutarakan ayat-2 al-Quran dan hadits, namun ucapannya tersebut tidaklah dinyatakan dalam prakteknya.

Mereka senantiasa berkoar-koar kepada kaum muslimin lainnya agar kembali pada al-Quran dan sunnah . Tanda mereka ini sangat nyata dan kentara kita ketahui pada realita saat ini,

Tanda mereka adalah bercukur gundul, Hal ini menambah keyakinan kita bahwa yang dimaksud oleh Nabi dalam tanda ini adalah tidak ada lain kelompok wahabi. Tidak ada satu pun kelompok ahli bid’ah yang melakukan kebiasaan dan melazimkan mencukur gundul selain kelompok wahabi ini.
Apabila kelompok sesat lainnya hanya bercukur gundul pada saat ibadah haji dan umrah saja sama seperti kaum muslimin Ahlus sunnah. Namun kelompok wahabi ini menjadikan mencukur gundul ini suatu kelaziman bagi pengikut mereka kapan pun dan dimana pun. Bercukur gundul ini pun telah diakui oleh Tokoh mereka; Abdul Aziz bin Hamd (cucu Muhammad bin Abdul Wahhab) dalam kitabnya Majmu’ah Ar-Rasaail wal masaail : 578.

Ciri berikutnya adalah berusia muda dan akalnya lemah, Mereka pada umumnya masih berusia muda tetapi lemah akalnya, atau itu adalah sebuah kalimat majaz yang bermakna orang-orang yang kurang berpengalaman atau kurang berkompetensi dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Subyektivitas dengan daya dukung pemaham yang lemah dalam memahaminya, bahkan menafsirkan ayat-2 Al-Qur`an dengan secara textual, mengedepankan fanatik dan emosional ulama ,golongan mereka sendiri ,dan menyerang ulama2 yang tdk sejalan dng mrk dng stigma2 buruk spt Syiah ,JIL ,kafir dll.

Kemunculan kaum ini ada di akhir zaman sebagaimana hadits Nabi di atas, kemudian generasi mereka juga akan terus berlanjut hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal menjadi pengikut setianya.

Benarkah kita semua telah sampai pada era akhir zaman sesuai dng yang telah diinformasikan melalui sabda2 beliau saw ? , dengan melihat fenomena2 yang ada didepan kita tentu kita dng mudah akan dpt menjawabnya.

----------------------------------------------

Selamat berhari Senin ,..., saling tolong dng sesama yang lain ,...agar amal ibadah dlm bln Ramadhan tdk tersapu angin ,...buatlah hati menjadi dingin ,...walau angin lesus merobohkan pohon2 beringin ,...pohon yang selama ini jadi sarang kaum dungu dan jin ,...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inspirasi Sore

Renungan malam

Renungan jelang Isya