Renungan bakda Shubuh

*🌴KEDUDUKAN IKHLAS DALAM AGAMA DAN KEUTAMAANNYA🌴*

_💎Dakwah Harian 24/07/2017💎_

Keikhlasan termasuk salah satu pokok di antara pokok-pokok agama ini, bahkan ia merupakan poros dan sendi agama ini. Karena agama ini dibangun di atas dasar realisasi ibadah yang merupakan tujuan manusia diciptakan, sementara hakikat ibadah itu sendiri tidak akan ada kecuali disertai dengan ikhlas. Keikhlasan dalam ibadah itu, ibarat ruh dalam jasad. Jasad tanpa ruh menjadi bangkai yang tidak bernilai. Demikian pula amalan, jika dilakukan tanpa keikhlasan maka tidak ada nilainya, bahkan suatu amalan tidak dikatakan amal shalih tanpa keikhlasan. Banyak dalil, baik dari al-Qur’ân maupun sunnah yang mengajak untuk selalu ikhlas. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allâh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus [al-Bayyinah/98:5]

Dan firman Allâh Azza wa Jalla :

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Rabb kamu itu adalah Rabb Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya.” [al-Kahfi/18:110]

Pada ayat pertama di atas, Allâh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa Dia k tidak memerintah hamba-Nya kecuali untuk mengikhlaskan ketaatan. Ini mencakup ikhlas dalam seluruh cabang keimanan yang disyariatkan Allâh Azza wa Jalla seperti dalam i’tiqâd (keyakinan), perkataan, dan perbuatan. Sedangkan pada ayat kedua Allâh Azza wa Jalla melarang perbuatan syirik yang merupakan lawan dari ikhlas.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga menjelaskan bahwa pahala Allâh diperuntukkan bagi mereka yang bertemu Allâh Azza wa Jalla pada hari kiamat dalam keadaan mengikhlaskan amalan mereka, bersih dari noda-noda syirik, serta mengikuti sunnah Nabi-Nya dalam amalan tersebut.

Penetapan tentang ikhlas juga ada dalam dalam sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dalam hadits yang terkenal dari Umar bin Khathab Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhâri dan Muslim, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ, وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى, فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا, أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا, فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Sesungguhnya setiap amalan disertai niat. Dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau untuk wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia berhijrah kepadanya.

Al Khatthabi berkata, “Makna hadits ini, keabsahan amalan dan keberadaan konsekuensinya ditentukan oleh niatnya. Jadi, sesungguhnya niatlah yang mengarahkan amalan.

Al-Hâfizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Makna al-a’mâlu bin niyât adalah amalan itu menjadi baik atau rusak, diterima atau ditolak, diberi pahala atau tidak, tergantung niatnya. Jadi, hadits ini menjelaskan tentang hukum syar’i yaitu baik buruknya suatu amalan terganutung baik dan buruknya niat.

Oleh karena itulah, para Ulama salaf mengagungkan kedudukan hadits ini dan menyadari keagungan kandungannya. Dikisahkan, suatu ketika Yazîd bin Hârun menyebutkan hadits ini di hadapan Imam Ahmad rahimahullah, maka imam Ahmad berkata kepadanya, “Wahai Abu Khâlid leher ini (menjadi taruhannya).

Ibnu ‘Abdil Bar berkata, “Ini memberikan konsekuensi bahwa setiap amalan tanpa disertai niat berarti tidak sah.
Wallahu alam

🎍Follow Us🎍
🍃Facebook Dakwah Harian
🍃iG Dakwah Harian
🍃Twitter Dakwah Harian
🍃YouTube Dakwah Harian

🕌📚🕌📚🕌📚🕌📚🕌📚

*Mencari jalan menuju surga*

🕌📚🕌📚🕌📚🕌📚🕌📚

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inspirasi Sore

Renungan malam

Renungan jelang Isya